JAKARTA, KOMPAS.com - Jelang uji publik terhadap
kurikulum baru yang akan dijalankan pada 2013 mendatang, berbagai isu
yang menjadi alasan perubahan kurikulum bermunculan. Satu isu yang
santer berhembus adalah perubahan kurikulum ini tentang beban buku pelajaran yang dibawa anak-anak usia sekolah setiap hari, termasuk oleh cucu salah satu petinggi negeri ini.
Direktur
Pembinaan Sekolah Dasar (SD) Ditjen Dikdas Kemdikbud, Ibrahim Bafadal,
menampik isu yang berkembang di tengah masyarakat tersebut. Perubahan
ini terjadi karena kurikulum yang saat ini dijalankan tidak berjalan
mulus dan perkembangan zaman yang menuntut adanya pembaharuan.
"Memang
banyak orang bilang bahwa berat badan anak-anak SD zaman sekarang lebih
kecil daripada tas sekolahnya. Tapi bukan karena isu seperti itu terus
jadi alasan utama diubah kurikulumnya," kata Ibrahim seusai Pemberian
Penghargaan Siswa Berprestasi Tingkat Internasional dan Penganugerahan
Piala Apresiasi Sastra Bagi Peserta Didik Sekolah Dasar di Gedung A
Kemdikbud, Jakarta, Rabu (28/11/2012).
Seperti diketahui,
kurikulum 2013 yang akan diuji oleh publik pada Kamis (29/11/2012) besok
memang tidak membutuhkan banyak buku dalam sehari. Pasalnya, anak-anak
ini akan belajar berdasarkan tema bahasan bukan lagi berdasarkan
masing-masing mata pelajaran. Dengan demikian, anak-anak cukup membawa
satu buku cetak untuk tema tertentu dalam sehari.
Pendekatan
metode ajar pada anak-anak SD berbasis tematik ini akhirnya memangkas
jumlah mata pelajaran yang semula berjumlah 10 menjadi enam yaitu PPKn,
Agama, bahasa Indonesia, Matematika, Seni Budaya dan Pendidikan Jasmani
Kesehatan. Sementara pelajaran sains yaitu IPA dan IPS dijadikan
penggerak tema untuk enam mata pelajaran ini.
"Mata pelajarannya
memang jadi sedikit. Tapi tema yang diambil itu justu membuat anak
belajar lebih dalam. Jadi intinya sedikit tapi dalam," jelas Ibrahim.
"Selain itu, kurikulum baru ini juga mencakup semua perkembangan baik dari afektif dan kognitif," tandasnya.
dikutip dari : kompas.com
Kamis, 29 November 2012