Materi Kepramukaan
Landasan Gerakan Pramuka | [ ] | 83 Kb |
Pokok Pokok Penjelasan dan Penjabaran Dasa Darma | [ ] | 206 Kb |
Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan | [ ] | 89 Kb |
Sebagai Anak Bangsa, Pramuka Harus Tulus
Wakil
Gubernur Jawa Barat Dede Yusuf menegaskan kepada Pramuka berprestasi
untuk tidak tergiur dengan pemberian uang kadeudeuh. Demikian
disampaikannya dalam audiensi bersama 20 anggota Pramuka Kwarda Jabar
yang berhasil meraih Juara Umum pada Lomba Regu Pramuka Penggalang
Tingkat Nasional (LT V) Tahun 2012 di Cibubur -Jakarta.
Acara
yang dihadiri juga oleh Asisten Daerah III, para pembina, guru, dan
orang tua siswa itu diselenggarakan di Ruang Kerja Wakil Gubernur,
Gedung Sate, Rabu (18/7) siang. Untuk diketahui, Tim Putri (Melati)
berhasil meraih Juara I tingkat Nasional, sedangkan tim putra harus puas
dengan peringkat kedua. Kedua tim yang mengikuti lomba tersebut berasal
dari SMP Negeri 14 Bandung.
"Pramuka
sebagai anak bangsa harus tulus ikhlas berbuat untuk bangsa, negara dan
agama. Karena kalau sampai mengharapkan uang kadeudeuh, pramuka
berprestasi kita bisa saja dibajak oleh daerah lain. Dan hal itu jangan
sampai terjadi," kata Ketua Kwarda Jabar tersebut.
Untuk
itu Ia berpesan agar semua pihak baik keluarga, guru, Kwarda Jabar,
Kwarcab, dan pihak lainnya turut menjaga adik-adik pramuka agar tidak
'berpaling'. Karena di beberapa bidang lainnya, sudah seringkali terjadi
pembajakan dengan iming-iming uang kadeudeuh.
Jauhi Narkoba dan Geng Motor
Meski
tanpa uang kadeudeuh yang menggiurkan, Pemprov Jabar tetap memberikan
perhatian yang layak bagi Pramuka-pramudi berprestasi tersebut, antara
lain pemberian voucher sebesar Rp 10 juta untuk pengembangan kegiatan
kepramukaan, perlengkapan komputer untuk sekolah, dan upacara
penyambutan. "Kalau ditanya apakah ada uang kadeudeuh? Saya jawab tidak
ada. Tapi sebagai wujud rasa bangga, Pemprov akan siapkan pesta besar
(upacara penyambutan-red) di SMP Negeri 14," jelas Wagub diiringi tepuk
tangan hadirin.
Selanjutnya
Kak Dede, sapaan akrabnya di dunia Pramuka berpesan, agar adik-adik
Pramuka tidak melupakan prestasi dan tugas utamanya di sekolah.
Seyogyanya, prestasi di bidang akademik juga bisa sejalan dengan
prestasi kepramukaan. "Yang lebih penting lagi, jauhi narkoba dan geng
motor," tegasnya.
Usai
memberikan sambutan, Wagub memberikan kesempatan kepada perwakilan tim,
guru, pembina, dan orang tua, untuk menyampaikan kesan-kesannya .
Berbagai ungkapan positif atas perhatian pemerintah dan perjuangan penuh
kerja keras untuk mempertahankan Juara Umum, tercetus dari bibir
mereka. "Kami juga ucapkan terima kasih, karena berkat dukungan
fasilitas yang baik dari Kwarda maupun Kwarcab, kami bisa meraih juara
tingkat nasional lagi," ujar anggota Tim Putri Hasna Fitri. |
Pendidikan untuk Pemuda Indonesia
Pemuda merupakan
generasi penerus bangsa yang akan membuat bangsa ini menjadi lebih
baik. Tanpa adanya seorang pemuda, negara pasti akan runtuh. Pemuda
mempunyai faktor yang sangat penting bagi negara, karena mereka yang
akan selanjutnya memegang tongkat estafet dari pemimpin-pemimpin negara
sekarang ini.
Namun
bagaimana apabila pemuda kita suka tawuran, hedonis, konsumtif, dan
nasionalismenya luntur? Sebetulnya masih banyak masalah pemuda yang ada
di Indonesia ini selain yang disebutkan tadi.Ternyata semua hal tersebut faktor yang paling penting adalah pendidikan dan bimbingan orangtua. Dalam Sosiologi, manusia dapat menerima suatu pendidikan yang dapat mengetahui negatif dan positif sejak lahir adalah melalui bimbingan orangtua. Setelah itu, pengetahuan tentang hal yang baik dan benar didapatkan dari lingkup yang bertambah tinggi, yaitu lingkungan yang dibimbing oleh gurunya di sekolah. Dan yang terakhir yaitu lingkungan yang lebih luas lagi. Mencetak orang yang memiliki jiwa yang jujur dan akal yang baik itu sangat sulit dibandingkan mengajarkan seorang pemuda membaca dan menghitung. Namun di Indonesia sangat unik, justru pendidikan kita, termasuk orangtua kita, menuntut seseorang bisa membaca, berbahasa inggris, dan menghitung. Itulah yang membuat seorang pemuda tidak jujur kepada siapa pun dan membuatnya suka tawuran. Karena iman dan akhlak mereka yang rendah. Dari segi pendidikan kebudayaan, sebetulnya sudah ada mata pelajaran yang mengajarkan kita tentang budaya di Indonesia. Namun itu hanya di atas kertas. Siswa pun hanya bisa mencatat dan menghafal. Jika seorang pemuda hanya disuruh untuk mencatat, menghafal dan menulis, bagaimana mereka bisa tahu tentang sejarah kebudayaan kita dan pentingnya budaya yang ada di negara kita? Seharusnya, tidak hanya tahu, para pemuda Indonesia juga harus mengerti dan mempraktikkan nilai-nilai budaya kita. Dengan begitu, apabila budaya kita diambil oleh negara lain, kita dapat menyuarakan untuk dapat terus mempertahankan budaya yang kita miliki. Dalam segi Nasionalisme sebetulnya sudah ada yang namanya Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Namun itu juga sama saja, para siswa hanya disuruh membaca, menghafal dan menulis. Bahkan mereka juga tidak tahu arti penting sebuah upacara bendera tiap Senin. Pancasila yang menjadi ideologi negara Indonesia hanya sekedar diucapkan. Mereka tidak tahu apa butir-butir sila dalam pancasila dan isi UUD 1945. Padahal Pancasila adalah ideologi kita dan UUD merupakan aturan-aturan di negara ini. Seharusnya para pemuda tidak hanya diajarkan untuk hafal, tetapi juga mengerti makna untuk kemudian mempraktikkan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 dalam kehidupan sehari-hari. Kita juga harus bisa membuat pemuda kita terinspirasi untuk bisa berkreasi dan memiliki nilai jual. Dengan begitu, pemuda Indonesia tidak menjadi orang yang konsumtif atau bahkan menjadi pemuda yang hedonis, namun cenderung untuk berfikir kreatif demi kemajuan bangsa ini. Di hari Sumpah Pemuda ini, nasionalisme harus terus ditegakkan. Sumpah yang selalu dikumandangkan oleh pemuda-pemuda Indonesia masa lalu harus terus ada dalam jati diri pemuda Indonesia sekarang ini. Sumpah Pemuda jangan hanya ada dalam ucapan. Sudah waktunya para orangtua dan guru memperkenalkan Sumpah Pemuda kepada generasi Indonesia masa kini agar pemuda kita siap untuk menggantikan orang-orang yang sekarang memimpin Tanah Air. Begitu juga dengan pemerintah kita. Jangan sakadar omongan yang mencanangkan pendidikan karakter, namun harus ada implementasi yang jelas. Sebab, pemuda kita membutuhkan karakter panutan untuk menciptakan pemuda yang jujur, akhlak yang baik, kreatif dan memiliki rasa nasionalisme untuk Indonesia yang lebih baik. |