JAKARTA, KOMPAS.com — Penerapan
kurikulum baru yang akan dilakukan pada pertengahan 2013 terus ditentang
banyak elemen masyarakat. Sebagian besar berharap agar pemerintah
melakukan uji coba terlebih dahulu daripada terburu mengimplementasikan
kurikulum baru ini.
Anggota Komisi X DPR dari Fraksi Golkar,
Ferdiansyah, mengatakan bahwa implementasi langsung dengan waktu yang
singkat ini dikhawatirkan berdampak tidak baik. Meski diberlakukan
bertahap pada kelas tertentu untuk tahun pertama pelaksanaan, tidak ada
jaminan bahwa kurikulum baru akan berjalan lancar.
"Ini takutnya
amburadul saat di lapangan. Lebih baik ditunda dulu daripada bernasib
sama seperti KTSP," kata Ferdiansyah, di Jakarta, Rabu (19/12/2012).
Ia
pun memberi usul agar pemerintah melakukan uji coba minimal selama tiga
tahun. Namun, jika berharap pelaksanaan kurikulum baru dapat optimal,
uji coba harus dalam waktu yang lebih lama, yaitu selama enam tahun.
Pasalnya, jika dipaksakan, dampaknya ada pada anak didik ke depan.
Sementara
itu, pakar pendidikan Darmaningtyas mengatakan bahwa penerapan
kurikulum baru sebaiknya ditahan hingga 2015 mendatang. Untuk 2013, ada
baiknya pemerintah mempertimbangkjan untuk melakukan uji coba agar guru
dan siswa tidak kaget.
"Kalau saya sebenarnya setuju dilakukan
uji coba dulu. Uji publik saja tidak cukup. Jadi jangan langsung
implementasi," ujar Darmaningtyas.
Beberapa waktu lalu, salah
seorang guru dari Sugar Group Lampung, Mierza Miranti, juga
mengungkapkan hal senada. Menurut dia, uji coba terhadap kurikulum baru
akan jauh lebih efektif daripada hanya mengandalkan uji publik dan
pelatihan guru melalui seminar tanpa ada uji coba.
"Efek dari seminar, training, atau workshop bagi
guru itu hanya 20 persen. Akan efektif kalau uji coba. Contohnya orang
belajar sepeda, ia akan lebih cepat bisa jika praktik, kan, bukan dengan
sekadar ikut workshop naik sepeda," ungkap Mierza.
sumber : kompas.com
Rabu, 19 Desember 2012