Rabu, 19 Desember 2012

Ini Kelemahan-kelemahan Kurikulum 2013

0 komentar
YOGYAKARTA, KOMPAS.com Dewan Pendidikan Daerah Istimewa Yogyakarta menilai bahwa draf kurikulum 2013 memiliki banyak kelemahan. Ketua Dewan Pendidikan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Wuryadi mencatat sejumlah kelemahan dari isi kurikulum yang rencananya akan mulai diimplementasikan pada tahun ajaran mendatang itu.

Kelemahan pertama, kurikulum 2013 bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional karena penekanan pengembangan kurikulum hanya didasarkan pada orientasi pragmatis. Selain itu, kurikulum 2013 tidak didasarkan pada evaluasi dari pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 sehingga dalam pelaksanaannya bisa membingungkan guru dan pemangku pendidikan.

"Saat ini, KTSP saja baru menuju uji coba dan ada beberapa sekolah yang belum melaksanakannya. Bagaimana bisa, kurikulum 2013 ditetapkan tanpa ada evaluasi dari pelaksanaan kurikulum sebelumnya," katanya di Yogyakarta, Senin lalu.

Kelemahan lainnya, lanjut Wuryadi, pemerintah seolah melihat semua guru dan siswa memiliki kapasitas yang sama dalam kurikulum 2013. Guru juga tidak pernah dilibatkan langsung dalam proses pengembangan kurikulum 2013.

Wuryadi juga menilai tak adanya keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan hasil dalam kurikulum 2013. Keseimbangan sulit dicapai karena kebijakan ujian nasional (UN) masih diberlakukan.

"UN hanya mendorong orientasi pendidikan pada hasil dan sama sekali tidak memperhatikan proses pembelajaran. Hal ini berdampak pada dikesampingkannya mata pelajaran yang tidak diujikan dalam UN. Padahal, mata pelajaran non-UN juga memberikan kontribusi besar untuk mewujudkan tujuan pendidikan," tambahnya.

Kelemahan penting lainnya, pengintegrasian mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk jenjang pendidikan dasar. Dewan Pendidikan DIY menilai langkah ini tidak tepat karena rumpun ilmu mata pelajaran-mata pelajaran itu berbeda.

Karena melihat kelemahan-kelemahan ini, Dewan Pendidikan DIY meminta pemerintah melakukan desain ulang kurikulum 2013.

"Desain ulang terhadap kurikulum 2013 ini perlu dilakukan dengan turut melibatkan guru karena guru menjadi unsur penting dalam kurikulum baru itu," kata Wakil Ketua I Dewan Pendidikan DIY Heri Dendi.

Selain itu, Dewan Pendidikan juga akan mengirimkan hasil kajian tersebut kepada pihak-pihak terkait, seperti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, DPR RI, serta Presiden dan Wakil Presiden RI.
kompas.com
Continue reading →

Kurikulum 2013 Ditunda Saja Dulu!

0 komentar
JAKARTA, KOMPAS.com Penerapan kurikulum baru yang akan dilakukan pada pertengahan 2013 terus ditentang banyak elemen masyarakat. Sebagian besar berharap agar pemerintah melakukan uji coba terlebih dahulu daripada terburu mengimplementasikan kurikulum baru ini.

Anggota Komisi X DPR dari Fraksi Golkar, Ferdiansyah, mengatakan bahwa implementasi langsung dengan waktu yang singkat ini dikhawatirkan berdampak tidak baik. Meski diberlakukan bertahap pada kelas tertentu untuk tahun pertama pelaksanaan, tidak ada jaminan bahwa kurikulum baru akan berjalan lancar.

"Ini takutnya amburadul saat di lapangan. Lebih baik ditunda dulu daripada bernasib sama seperti KTSP," kata Ferdiansyah, di Jakarta, Rabu (19/12/2012).

Ia pun memberi usul agar pemerintah melakukan uji coba minimal selama tiga tahun. Namun, jika berharap pelaksanaan kurikulum baru dapat optimal, uji coba harus dalam waktu yang lebih lama, yaitu selama enam tahun. Pasalnya, jika dipaksakan, dampaknya ada pada anak didik ke depan.

Sementara itu, pakar pendidikan Darmaningtyas mengatakan bahwa penerapan kurikulum baru sebaiknya ditahan hingga 2015 mendatang. Untuk 2013, ada baiknya pemerintah mempertimbangkjan untuk melakukan uji coba agar guru dan siswa tidak kaget.

"Kalau saya sebenarnya setuju dilakukan uji coba dulu. Uji publik saja tidak cukup. Jadi jangan langsung implementasi," ujar Darmaningtyas.

Beberapa waktu lalu, salah seorang guru dari Sugar Group Lampung, Mierza Miranti, juga mengungkapkan hal senada. Menurut dia, uji coba terhadap kurikulum baru akan jauh lebih efektif daripada hanya mengandalkan uji publik dan pelatihan guru melalui seminar tanpa ada uji coba.

"Efek dari seminar, training, atau workshop bagi guru itu hanya 20 persen. Akan efektif kalau uji coba. Contohnya orang belajar sepeda, ia akan lebih cepat bisa jika praktik, kan, bukan dengan sekadar ikut workshop naik sepeda," ungkap Mierza.
sumber : kompas.com


 
Continue reading →
Minggu, 09 Desember 2012

Metode Tematik Integratif Bukan Hal Baru

0 komentar
Sumber: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
MATARAM, KOMPAS.com - Rencana pendekatan kurikulum 2013 untuk jenjang sekolah dasar (SD) dan sederajat, menggunakan metode tematik integratif. Artinya, materi ajar tidak disampaikan berdasarkan mata pelajaran tertentu, melainkan dalam bentuk tema-tema yang mengintegrasikan seluruh mata pelajaran.
Metode ini sebenarnya sudah diterapkan di banyak sekolah. Karena dinilai berhasil, pemerintah lalu mengadopsi dan berencana menerapkannya secara nasional.
Hal itu dikemukakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh saat, melakukan uji publik Pengembangan Kurikulum 2013, Sabtu (8/12/2012), di kampus Universitas Mataram, Nusa Tenggara Barat. "Metode ini bukan sesuatu yang baru," ujarnya.
Hadir pada acara itu, Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi, dan 500 peserta yang terdiri atas pakar, praktisi, dan pengamat pendidikan, asosiasi profesi, penyelenggara pendidikan, dosen, pengawas sekolah, kepala sekolah, dan guru.
Dengan metode ini, kata Nuh, siswa diajak untuk berpikir secara terpadu. Misalnya, dalam tema 'diriku' untuk kelas satu SD. Siswa dikenalkan siapa dan seperti apa dia. Di situ terdapat karakter jujur, tertib, disiplin, dan bersih termasuk cinta lingkungan.
"Dari tema ini, ada pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, Matematika, dan IPA. Anak bisa melihat sesuatu yang utuh," ujarnya.
Contoh lain adalah tentang air yang mengalir dapat menjadi generator untuk menghasilkan listrik (IPA). Nyala listrik dapat menerangi rumah-rumah, sehingga kehidupan sosial lebih bagus (IPS).
"Itu pelajaran yang menarik, karena cerita tentang kehidupan keseharian," kata Nuh.
Pada kesempatan itu, Nuh juga memaparkan elemen perubahan kurikulum untuk jenjang SD secara umum adalah holistik integratif berfokus pada alam, sosial, dan budaya. Pembelajaran menggunakan pendekatan sains.
Perubahan lain adalah jumlah mata pelajaran dikurangi dari 10 menjadi enam. Kemudian, dengan adanya perubahan pendekatan pembelajaran, maka ada penambahan sebanyak empat jam pelajaran per minggu.
Continue reading →

Tematik Integratif Tak Sekadar Menggabungkan

0 komentar
KOMPAS/IWAN SETIYAWAN
Pelajar mendiskusikan soal-soal dalam kelompok saat mengikuti Kompetisi Biologi Tingkat SMA di Kampus Institut Teknologi Indonesia di Serpong, Tangerang Selatan, Selasa (20/11).
KOMPAS.com - Sejak 2010 pemerintah mulai menggodok kurikulum pendidikan nasional baru sebagai pengganti Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006. Alasannya, kurikulum lama sudah

”ketinggalan zaman” dan tidak dapat menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi berpikir analitis dan kreatif.

Berdasarkan laporan McKinsey Global Institute ”Indonesia Today”, yang selalu menjadi acuan pemerintah, kompetensi dan kreativitas pelajar Indonesia berada di bawah Jepang, Thailand, Singapura, dan Malaysia, terutama di bidang matematika dan sains. Padahal, kedua bidang itu merupakan dasar dari kemampuan berpikir rasional.

Harapan pemerintah, kurikulum yang baru itu juga akan mampu menjawab konvergensi peradaban. Ada keinginan, Indonesia tidak sekadar membangun ilmu pengetahuan, tetapi juga membangun peradaban dunia. Untuk mencapai itu, kompetensi siswa dan guru mau tidak mau harus diubah karena tuntutan zaman pun berubah.

Hanya saja, bagi sebagian kalangan, rumusan kurikulum sementara yang muncul justru bertolak belakang dengan semua harapan. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ”hilang” dari kurikulum. Hal itu segera menuai kritik dan protes, terutama di kalangan ilmuwan.

Di dalam lingkaran tim penyusun kurikulum yang baru itu pun masih terjadi silang pendapat. Sebagian menilai dua mata pelajaran itu lebih baik menjadi obyek pembelajaran saja dan tidak perlu muncul sebagai mata pelajaran tersendiri. Namun, sebagian lagi menilai dua bidang itu lebih baik dimunculkan sebagai mata pelajaran tersendiri di kelas IV, V, dan VI sekolah dasar (SD).

Belum ada keputusan final karena naskah kurikulum saat ini masih berada di tahap uji publik yang akan berakhir dua pekan mendatang.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh dalam berbagai kesempatan selalu menjelaskan, kedua mata pelajaran itu tidak dihilangkan, tetapi menjadi obyek pembelajaran dalam tematik integratif. Artinya, kedua bidang itu tidak menjadi mata pelajaran tersendiri, tetapi bergabung ke dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.

”Misalnya, ketika membahas sungai di Bahasa Indonesia, dari sisi IPA masuk materi soal curah hujan, lingkungan, dan sebagainya. Materi IPS-nya masuk dalam bentuk manfaat sungai bagi masyarakat, perlunya menjaga lingkungan, dan sebagainya,” ujarnya.

Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Kemdikbud Suyanto menjelaskan, materi IPA atau IPS itu akan lebur ke dalam tema-tema yang telah ditentukan. Semua fenomena alam sejatinya bisa dimasukkan ke dalam pelajaran membaca di Bahasa Indonesia.

Penggabungan itu dilakukan karena jumlah mata pelajaran kini dipadatkan. Seperti di SD, mata pelajaran dipadatkan dari 10 mata pelajaran menjadi enam mata pelajaran, yakni Agama, PPKn, Bahasa Indonesia, dan Matematika, sebagai mata pelajaran pokok. Mata pelajaran lain adalah Olahraga dan Kesehatan Jasmani serta Seni Budaya dan Prakarya. Meski jumlah mata pelajaran dipadatkan, lama belajar di sekolah ditambah dari 26 jam menjadi 30 jam per minggu.

Bingung

Penggabungan IPA dan IPS ke balam Bahasa Indonesia disesalkan banyak kalangan karena dikhawatirkan justru akan memperburuk kemampuan nalar dan logika siswa. Guru Besar Institut Teknologi Bandung Iwan Pranoto menjelaskan, selama ini siswa ditunjukkan arah belajar kecakapan yang salah dan dibuat fokus mengejar kecakapan kedaluwarsa, seperti kognitif rutin. Anak-anak jarang diberi kesempatan mengembangkan kecakapan abad ke-21 yang bernalar tingkat tinggi. ”Rangkaian kebijakan pendidikan nasional justru kerap bertolak belakang seperti kurikulum baru ini,” ujarnya.

Bagi banyak pihak, langkah penggabungan ini justru membingungkan. Mengapa bukan sebaliknya, materi Bahasa Indonesia masuk ke mata pelajaran IPA dan IPS atau semua mata pelajaran. Bahasa Indonesia justru akan lebih fleksibel untuk diintegrasikan ke dalam tema apa pun.

Guru SMA Negeri 13 Jakarta, Retno Listyarti, menilai lebih baik Bahasa Indonesia digabung ke mata pelajaran lain daripada mata pelajaran IPA dan IPS dihilangkan. Lebih baik Bahasa Indonesia saja yang masuk ke mana-mana. Namun, ia juga menyadari bahwa jika Bahasa Indonesia dihilangkan, bisa jadi akan ada penilaian tidak nasionalis.

”Padahal, substansinya bukan soal nasionalis atau tidak. Saya, kalau disuruh mengajar atau menulis buku tentang Bahasa Indonesia, juga pasti akan bingung,” kata Retno.

Suyanto menegaskan, tidak mungkin Bahasa Indonesia digabungkan ke mata pelajaran lain karena akan bertentangan dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam aturan perundang-undangan itu disebutkan bahwa Bahasa Indonesia harus berdiri sebagai mata pelajaran tersendiri dalam kurikulum.

Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Jakarta, Sam Mukhtar Chaniago, tidak sependapat jika konten IPA dan IPS diintegrasikan ke dalam Bahasa Indonesia meski hal itu bisa saja dilakukan. Dalam konteks ini, secara substantif bahasa Indonesia tetap menjadi materi utama, sementara IPA dan IPS hanya berfungsi sebagai teks atau bahan bacaan. Sebagai bahan bacaan, teks IPA dan IPS hanya akan ditujukan untuk mendapatkan pemahaman murid terhadap teks seperti bahan bacaan lain.

”Akibatnya, pengetahuan konseptual tentang ke-IPA-an dan ke-IPS-an tidak akan dapat dipahami siswa secara maksimal,” kata Sam.

Jika sebatas teks, penekanan tentu lebih difokuskan untuk meningkatkan keterampilan membaca. Jika teks itu dibacakan guru, aspek yang dikembangkan adalah keterampilan menyimak. Jika teks itu didiskusikan atau menjadi bahan diskusi, aspek berbahasa yang dikembangkan adalah keterampilan berbicara. Jika isi teks itu dikembangkan menjadi tulisan, yang dikembangkan adalah keterampilan menulis.

”Kalau begitu, keempat keterampilan berbahasa itu bisa dikembangkan dengan memakai wacana atau teks IPA, IPS, olahraga, seni, atau apa pun,” ujarnya.

Sam menilai, jika akan digunakan prinsip pembelajaran tematik integratif, sebenarnya tidak perlu ada penghapusan mata pelajaran apa pun karena semua pelajaran bisa diajarkan kepada siswa. Sam mencontohkan integrasi beberapa mata pelajaran yang memiliki keterikatan yang kuat dan mengikat dengan Bahasa Indonesia, yakni Sains, Bahasa Indonesia, dan Matematika (SBM); Sosial, Bahasa Indonesia, Seni Budaya, dan Muatan Lokal (SBSBM); Agama, Bahasa Indonesia, dan PPKn (ABP); serta Pendidikan Jasmani, Kesehatan, Pengembangan Diri, dan Bahasa Indonesia (PPB).

”Bahasa Indonesia berfungsi sebagai mata pelajaran pengikat atau pemandu mata pelajaran terkait (language across curriculum). Dengan cara ini siswa sebenarnya hanya belajar empat rumpun pelajaran,” kata Sam.

Melihat pro-kontra kurikulum baru, ada baiknya sebelum diterapkan, kurikulum baru ini diujicobakan di sejumlah sekolah. Jika setelah dievaluasi hasilnya ternyata bagus, barulah diterapkan di semua sekolah.
 
Sumber :

Kompas Cetak
Continue reading →
Sabtu, 08 Desember 2012

Materi Ke Pramukaan

0 komentar

Materi Kepramukaan
Download this file (Landasan Gerakan Pramuka.pdf)Landasan Gerakan Pramuka[ ]83 Kb
Download this file (Pokok Pokok Penjelasan dan Penjabaran Dasa Darma.pdf)Pokok Pokok Penjelasan dan Penjabaran Dasa Darma[ ]206 Kb
Download this file (Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan.pdf)Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan[ ]89 Kb

 Sebagai Anak Bangsa, Pramuka Harus Tulus
Wakil Gubernur Jawa Barat Dede Yusuf menegaskan kepada Pramuka berprestasi untuk tidak tergiur dengan pemberian uang kadeudeuh. Demikian disampaikannya dalam audiensi bersama 20 anggota Pramuka Kwarda Jabar yang berhasil meraih Juara Umum pada Lomba Regu Pramuka Penggalang Tingkat Nasional (LT V) Tahun 2012 di Cibubur -Jakarta.

Acara yang dihadiri juga oleh Asisten Daerah III, para pembina, guru, dan orang tua siswa itu diselenggarakan di Ruang Kerja Wakil Gubernur, Gedung Sate, Rabu (18/7) siang. Untuk diketahui, Tim Putri (Melati) berhasil meraih Juara I tingkat Nasional, sedangkan tim putra harus puas dengan peringkat kedua. Kedua tim yang mengikuti lomba tersebut berasal dari SMP Negeri 14 Bandung.
"Pramuka sebagai anak bangsa harus tulus ikhlas berbuat untuk bangsa, negara dan agama. Karena kalau sampai mengharapkan uang kadeudeuh, pramuka berprestasi kita bisa saja dibajak oleh daerah lain. Dan hal itu jangan sampai terjadi," kata Ketua Kwarda Jabar tersebut.
Untuk itu Ia berpesan agar semua pihak baik keluarga, guru, Kwarda Jabar, Kwarcab, dan pihak lainnya turut menjaga adik-adik pramuka agar tidak 'berpaling'. Karena di beberapa bidang lainnya, sudah seringkali terjadi pembajakan dengan iming-iming uang kadeudeuh.
Jauhi Narkoba dan Geng Motor
Meski tanpa uang kadeudeuh yang menggiurkan, Pemprov Jabar tetap memberikan perhatian yang layak bagi Pramuka-pramudi berprestasi tersebut, antara lain pemberian voucher sebesar Rp 10 juta untuk pengembangan kegiatan kepramukaan, perlengkapan komputer untuk sekolah, dan upacara penyambutan. "Kalau ditanya apakah ada uang kadeudeuh? Saya jawab tidak ada. Tapi sebagai wujud rasa bangga, Pemprov akan siapkan pesta besar (upacara penyambutan-red) di SMP Negeri 14," jelas Wagub diiringi tepuk tangan hadirin.
Selanjutnya Kak Dede, sapaan akrabnya di dunia Pramuka berpesan, agar adik-adik Pramuka tidak melupakan prestasi dan tugas utamanya di sekolah. Seyogyanya, prestasi di bidang akademik juga bisa sejalan dengan prestasi kepramukaan. "Yang lebih penting lagi, jauhi narkoba dan geng motor," tegasnya.
Usai memberikan sambutan, Wagub memberikan kesempatan kepada perwakilan tim, guru, pembina, dan orang tua, untuk menyampaikan kesan-kesannya . Berbagai ungkapan positif atas perhatian pemerintah dan perjuangan penuh kerja keras untuk mempertahankan Juara Umum, tercetus dari bibir mereka. "Kami juga ucapkan terima kasih, karena berkat dukungan fasilitas yang baik dari Kwarda maupun Kwarcab, kami bisa meraih juara tingkat nasional lagi," ujar anggota Tim Putri Hasna Fitri.










 Pendidikan untuk Pemuda Indonesia
Pemuda merupakan generasi penerus bangsa yang akan membuat bangsa ini menjadi lebih baik. Tanpa adanya seorang pemuda, negara pasti akan runtuh. Pemuda mempunyai faktor yang sangat penting bagi negara, karena mereka yang akan selanjutnya memegang tongkat estafet dari pemimpin-pemimpin negara sekarang ini.
Namun bagaimana apabila pemuda kita suka tawuran, hedonis, konsumtif, dan nasionalismenya luntur? Sebetulnya masih banyak masalah pemuda yang ada di Indonesia ini selain yang disebutkan tadi.

Ternyata semua hal tersebut faktor yang paling penting adalah pendidikan dan bimbingan orangtua. Dalam Sosiologi, manusia dapat menerima suatu pendidikan yang dapat mengetahui negatif dan positif sejak lahir adalah melalui bimbingan orangtua. Setelah itu, pengetahuan tentang hal yang baik dan benar didapatkan dari lingkup yang bertambah tinggi, yaitu lingkungan yang dibimbing oleh gurunya di sekolah. Dan yang terakhir yaitu lingkungan yang lebih luas lagi. Mencetak orang yang memiliki jiwa yang jujur dan akal yang baik itu sangat sulit dibandingkan mengajarkan seorang pemuda membaca dan menghitung. Namun di Indonesia sangat unik, justru pendidikan kita, termasuk orangtua kita, menuntut seseorang bisa membaca, berbahasa inggris, dan menghitung. Itulah yang membuat seorang pemuda tidak jujur kepada siapa pun dan membuatnya suka tawuran. Karena iman dan akhlak mereka yang rendah.

Dari segi pendidikan kebudayaan, sebetulnya sudah ada mata pelajaran yang mengajarkan kita tentang budaya di Indonesia. Namun itu hanya di atas kertas. Siswa pun hanya bisa mencatat dan menghafal. Jika seorang pemuda hanya disuruh untuk mencatat, menghafal dan menulis, bagaimana mereka bisa tahu tentang sejarah kebudayaan kita dan pentingnya budaya yang ada di negara kita? Seharusnya, tidak hanya tahu, para pemuda Indonesia juga harus mengerti dan mempraktikkan nilai-nilai budaya kita. Dengan begitu, apabila budaya kita diambil oleh negara lain, kita dapat menyuarakan untuk dapat terus mempertahankan budaya yang kita miliki.

Dalam segi Nasionalisme sebetulnya sudah ada yang namanya Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Namun itu juga sama saja, para siswa hanya disuruh membaca, menghafal dan menulis. Bahkan mereka juga tidak tahu arti penting sebuah upacara bendera tiap Senin. Pancasila yang menjadi ideologi negara Indonesia hanya sekedar diucapkan. Mereka tidak tahu apa butir-butir sila dalam pancasila dan isi UUD 1945. Padahal Pancasila adalah ideologi kita dan UUD merupakan aturan-aturan di negara ini. Seharusnya para pemuda tidak hanya diajarkan untuk hafal, tetapi juga mengerti makna untuk kemudian mempraktikkan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 dalam kehidupan sehari-hari. Kita juga harus bisa membuat pemuda kita terinspirasi untuk bisa berkreasi dan memiliki nilai jual. Dengan begitu, pemuda Indonesia tidak menjadi orang yang konsumtif atau bahkan menjadi pemuda yang hedonis, namun cenderung untuk berfikir kreatif demi kemajuan bangsa ini.

Di hari Sumpah Pemuda ini, nasionalisme harus terus ditegakkan. Sumpah yang selalu dikumandangkan oleh pemuda-pemuda Indonesia masa lalu harus terus ada dalam jati diri pemuda Indonesia sekarang ini. Sumpah Pemuda jangan hanya ada dalam ucapan. Sudah waktunya para orangtua dan guru memperkenalkan Sumpah Pemuda kepada generasi Indonesia masa kini agar pemuda kita siap untuk menggantikan orang-orang yang sekarang memimpin Tanah Air. Begitu juga dengan pemerintah kita. Jangan sakadar omongan yang mencanangkan pendidikan karakter, namun harus ada implementasi yang jelas. Sebab, pemuda kita membutuhkan karakter panutan untuk menciptakan pemuda yang jujur, akhlak yang baik, kreatif dan memiliki rasa nasionalisme untuk Indonesia yang lebih baik.













Continue reading →

Materi Pembelajaran Kelas 6

0 komentar
 IPA Kelas 6
Download this file (1_Cover-Daftar Isi.pdf)Cover-Daftar Isi[BSE Kemendiknas]685 Kb
Download this file (2_Bab 1.pdf)Bab 1[BSE Kemendiknas]462 Kb
Download this file (3_Bab 2.pdf)Bab 2[BSE Kemendiknas]974 Kb
Download this file (4_Bab 3.pdf)Bab 3[BSE Kemendiknas]626 Kb
Download this file (5_Bab 4.pdf)Bab 4[BSE Kemendiknas]523 Kb
Download this file (6_Bab 5.pdf)Bab 5[BSE Kemendiknas]580 Kb
Download this file (Analisis  Kurikulum Ciri Khusus Tumbuhan.pdf)Analisis Kurikulum Ciri Khusus Tumbuhan[ ]84 Kb
Download this file (analisis Memahami hubungan antara ciri-ciri mahluk hidup dengan lingkungan tempa)analisis Memahami hubungan antara ciri-ciri mahluk hidup dengan lingkungan tempa[ ]217 Kb
Download this file (Ciri khusus tumbuhan.pdf)Ciri khusus tumbuhan[ ]918 Kb
Download this file (Evaluasi Ciri khusus Tumbuhan.pdf)Evaluasi Ciri khusus Tumbuhan[ ]488 Kb
Download this file (EVALUASI Memahami hubungan antara ciri-ciri mahluk hidup dengan lingkungan tempa)EVALUASI Memahami hubungan antara ciri-ciri mahluk hidup dengan lingkungan tempa[ ]340 Kb
Download this file (Memahami hubungan antara ciri-ciri mahluk hidup dengan lingkungan tempat hidupny)Memahami hubungan antara ciri-ciri mahluk hidup dengan lingkungan tempat hidupny[ ]827 Kb
Download this file (Silabus Memahami hubungan antara ciri-ciri mahluk hidup dengan lingkungan tempat)Silabus Memahami hubungan antara ciri-ciri mahluk hidup dengan lingkungan tempat[ ]216 Kb
Download this file (Silabus tumbuhan kelas 6 semester 1.pdf)Silabus tumbuhan kelas 6 semester 1[ ]102 Kb
Download this file (tes.pdf)ipa[Materi tatasurya]377 Kb

Bahasa Indonesia Kelas 6

Download this file (Cerita Rakyat Untung Surapati.pdf)Cerita Rakyat Untung Surapati[ ]496 Kb 

Matematika Kelas 6

Download this file (geometri_ruang.pdf)geometri_ruang[ ]784 Kb
Download this file (PECAHAN DESIMAL.pdf)PECAHAN DESIMAL[ ]558 Kb 

Seni Budaya dan Keterampilan Kelas 6

Download this file (1_Seni Budaya dan Keterampilan.pdf)1_Seni Budaya dan Keterampilan[BSE]3579 Kb
Download this file (2_Seni Budaya dan Keterampilan.pdf)2_Seni Budaya dan Keterampilan[BSE]4741 Kb
Download this file (3_Seni Budaya dan Keterampilan.pdf)3_Seni Budaya dan Keterampilan[BSE]3268 Kb
Download this file (4_Seni Budaya dan Keterampilan.pdf)4_Seni Budaya dan Keterampilan[BSE]1415 Kb
Download this file (5_Seni Budaya dan Keterampilan.pdf)5_Seni Budaya dan Keterampilan[BSE]4989 Kb
Download this file (6_Seni Budaya dan Keterampilan.pdf)6_Seni Budaya dan Keterampilan[BSE]1437 Kb
Download this file (Jilid Seni Budaya dan keterampilan.pdf)Jilid Seni Budaya dan keterampilan[BSE]5098 Kb
 IPS Kelas 6
Download this file (1_IPS Kelas 6.pdf)1_IPS Kelas 6[BSE]1323 Kb
Download this file (2_IPS Kelas 6.pdf)2_IPS Kelas 6[BSE]1957 Kb
Download this file (3_IPS Kelas 6.pdf)3_IPS Kelas 6[BSE]2466 Kb
Download this file (4_IPS Kelas 6.pdf)4_IPS Kelas 6[BSE]684 Kb
Download this file (5_IPS Kelas 6.pdf)5_IPS Kelas 6[BSE]1325 Kb
Download this file (Jilid IPS Kelas 6.pdf)Jilid IPS Kelas 6[BSE]312 Kb
PDF Cetak Email
Penjas Kelas 6
PDF Cetak Email
 
Download this file (1_Penjas Kelas 6.pdf)1_Penjas Kelas 6[BSE]673 Kb
Download this file (2_Penjas Kelas 6.pdf)2_Penjas Kelas 6[BSE]555 Kb
Download this file (3_Penjas Kelas 6.pdf)3_Penjas Kelas 6[BSE]656 Kb
Download this file (4_Penjas Kelas 6.pdf)4_Penjas Kelas 6[BSE]522 Kb
Download this file (5_Penjas Kelas 6.pdf)5_Penjas Kelas 6[BSE]396 Kb
Download this file (6_Penjas Kelas 6.pdf)6_Penjas Kelas 6[BSE]335 Kb
Download this file (Jilid Penjas Kelas 6.pdf)Jilid Penjas Kelas 6[BSE]411 Kb
 Pkn Kelas 6
Download this file (1_Pkn Kelas 6.pdf)1_Pkn Kelas 6[ ]373 Kb
Download this file (2_Pkn Kelas 6.pdf)2_Pkn Kelas 6[ ]859 Kb
Download this file (3_Pkn Kelas 6.pdf)3_Pkn Kelas 6[BSE]745 Kb
Download this file (4_Pkn Kelas 6.pdf)4_Pkn Kelas 6[BSE]593 Kb
Download this file (5_Pkn Kelas 6.pdf)5_Pkn Kelas 6[BSE]602 Kb
Download this file (Jilid Pkn Kelas 6.pdf)Jilid Pkn Kelas 6[BSE]848 Kb
PDF Cetak Email
Continue reading →